Lencana Facebook

Pengikut

Jumat, 30 Oktober 2009

Dampak komunikasi dalam keektifitas komunikasi itu sendiri?

Penjelasan :
Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah seringkali kita mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi kelompok
Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.


3. Komunikasi massa
Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik seperti radio,televisi,internet dan lain-lain,namun dalam komunikasi massa ini mempunyai beberpa kekurangan dan kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut:
Kelebihan komunikasi itu adalah:
 Informasi yang didapat lebih cepat
 Efisiensi dan efektivitas informasi dalam penukaran / berbagi informasi dengan yang lain
 Informasi yang didapatpun global
Kekurangan komunikasi massa itu sendiri adalah:
 Informasi itu sangat berpengaruh terhadap massa,entah itu baik maupun buruk
 Pembocoran informaasi yang tidak diinginkan
Namun komunikasi massa ini sanagt baik jika kita ingin melakukan perikllanan suatu produk ataupun berbisnis,karena unkut mempresebntasi kepada piblic akan lebih cepet dan efisien
Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi:
1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog.
2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan.
3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan.
Sebagaimana telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication, mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut:

Asumsi

Pengertian asumsi menurut Drs. Komaruddin adalah sebagai berikut :
“Sesuatu yang dianggap tidak mempengaruhi atau dianggap konstan . Asumsi menetapkan faktor-faktor yang diawasi . Asumsi dapat berhubungan dengan syarat- syarat, kondisi-kondisi dan tujuan . Asumsi memberi hakekat, bentuk dan arah argumentasi .”
(Komaruddin, 1982 : 22)
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis memberikan asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi merupakan faktor pertama dalam setiap organisasi yang dapat mengantarkan kearah pencapaian misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan .

2. Komunikasi internal yang efektif didukung oleh unsur-unsur komunikasi seperti ; media komunikasi, keterampilanseorang komunikator dalam menyampaikan pesan, kesamaan kerangka referen antara komunikator antara komunikator dengan komunikan, faktor kondisi dan situasi, sikap saling pengertian dan penuh keterbukaan dalam komunikasi .

3. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian .

$ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi

Untuk memahami factor-faktor yang mempengaruhi efektivita komunikasi, menurut Drs. Abdillah Hanafi dalam bukunya “Memahami Komunikasi Antara Manusia”, menegaskan perlunya memperhatikan dan mengenal kesemua unsure dalam proses komunikasi, yang antara lain ; Sumber – Encoder, Pesan, Saluran (media), decoder dan penerima .


$ Faktor-faktor yang Menghambat Efektivitas Komunikasi

Menurut Prof. Drs. Sondang P. Siagian, faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi di dalam organisasi adalah meliputi dua hal yang pokok yaitu :

Penghambat yang bersifat teknis
- Kurangnya saran dan prasarana yang memadai .
- Penguasaan tentang teknik dan metode komunikasi yang kurang memadai .
- Kondisi fisik yang tidak memungkinkan komunikasi yang berjalan secara efektif .
Penghambat yang bersifat perilaku
- Pandangan yang bersifat apriori .
- Prasangka yang didasarkan pada emosi .
- Suasana otoriter .
- Ketidakmauan untuk berubah . Sifat yang ego – sentris .

KESIMPULAN

Komunikasi yang efektif akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara sesama anggota organisasi,
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh hubungan kerja harmonis, besarnya pendapatan dan jaminan social, tingkat pendidikan dan latihan, disiplin moral dan etika, motivasi, kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, manajemen, sarana produksi , kesempatan, kepuasan, teknologi dan kebijaksanaan pemerintah.
Komunikasi merupakan unsure utama dalam setiap organisasi
Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi (internal communication) terutama dalam penyampaian pesan, ide, gagasan, serta informasi baik berupa perintah, larangan, pelimpahan wewenang, pemberian instruksi, nasihat, kebijaksanaan, tindakan kedisiplinan, program kerja dan sebagainya harus diusahakan berjalan dengan efektif.
Keberhasilan menciptakan komunikasi internal yang efektif dan harmonis dengan realisasi hubungan yang terbuka dan penuh pengertian akan memberikan peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar